القرأة الصامتة /membaca diam
القراءة الصامتة قراءةٌ تُتِمُّ بِالنَّظَرِ فقط, دُوْنَ صَوْتٍ
اَوْ هَمْسٍ اَوْ تَحْرِيْكِ الشَّفَاهِ , بَلْ حَتَّى دُوْنَ اهْتِزَازِ
الْحَبْالَ الصّوَتِيَّةَ في حَنْجَرَةِ الْقَارِئِ. وَهَذَا يَعْنِي أَنَّ
اْلَكِلمَاتِ الْمَكْتُوْبَةِ تَتَحَوَّلُ اِلَى مَعَانٍ في ذِهْنِ الْقَارِئِ
دُوْنَ أنْ تَمُرَّ بِالْمَرْحَلَةِ الصَّوْتِيَّةِ .
وَالْغَايَةُ
الرَّئِيِسيَّةُ مِنَ الْقِرَاءَةِ الصَّامِتَةِ هِيَ اْلإسْتِيْعَابُ , الذي هو
الهَدْفُ مِنْ مُعْظَمِ اْلِقرَاءَةِ التي يَقُوْمُ بِها النَّاسُ. ذلك بأنَّ
قَلِيْلٌا مِنَ النَّاسِ فقط هُمْ الذين يَحْتَاجُوْنَ إلى القراءةِ الجَهْرِيَّةِ
كما هي الْحَالُ معَ الْمُذِيْعِيْنَ وَالْمُقْرِئِيْنَ الذي لابدَّ أَنْ
يَقُوْمُوْا بِالْقِرَاءَةِ جَهْرًا.
وَمِنْ
هُنَا تَبْدُوْ لَنَا أَهَمِيّةَ اْلقِرَاءَةِ الصَّامِتَةِ كَمَهَارَةِ
أَسَاسِيَةٍ يَجِبُ أنْ يَتَعَلَّمَهَا الطَّالِبُ لأنهُّ يَحْتَاجُ إليْها
احْتِيَاجًا وَاضِحًا. وَمِنَ الْمَقُوْمَاتِ الْأسَاسِيَّةِ لِلْقِرَاءَةِ
الصَّامِتَةِ الْإسْتِيْعَابُ وَالسُّرْعَةُ. وَلِهَذَا يَجِبُ تَدْرِيْبُ
الطُّلَّابِ عَلَى اِسْتِعَابِ مَايَقْرَؤُوْنَ مَعَ تَحْقِيْقِ هَدْفِ
السُّرْعَةِ، أيُّ الْإستيعابِ في أَقَلِّ وَقْتٍ مُمْكِنٍ.
ولكي
يتحقق الإستيعاب والسرعة في القراءة الصامتة, لابد من تدريب الطالب على توسيع
المدى البصري. ويقصد بالمدي البصري عدد الكلمات المكتوبة التي تستطيع العين التقاطها
من نظرة واحدة إلى صفحة مكتوبة مع إستيعاب الذهن لها. ومن الواضح كلما زاد المدى
البصري زادت سرعة القراءة الصامتة.
Membaca diam ialah
membaca yang sempurna dengan melihat saja, tanpa suara, samar-samar, gerakan
mulut, bahkan sehingga sampai tidak menggetarkan pita suara pada pangkal
tenggorakan. Dan ini berarti kata-kata yang tertulis yang berpindah dari
beberapa makna terhadap orang yang membaca tanpa melewati jalur-jalur suara.
Tujuan utama dari pada
membaca adalah mengambil pemahaman/penyerapan yang terkandung didalamnya,
merupakan sasaran terpenting dalam membaca yang dilakukan oleh mayoritas
masyarakat, hal itu dikarenakan sedikitnya manusia yang membutuhkan membaca
dengan suara keras, seperti para penyiar dan pembaca yang mewajibkan mereka untuk
membaca dengan keras.
Dan dari penjelasan
ini jelaslah bagi kita fungsi membaca diam seperti kemampuan dasar yang wajib
dipelajari oleh murid, karena sesungguhnya dia sangat jelas membutuhkannya.
Komponen-komponen dasar dari membaca diam adalah pemahaman bacaan dan kecepatan
membaca, karena ini semua wajib bagi para pelajar untuk belajar mengambil
intisari dari apa yang telah mereka baca dengan kebenaran sasaran secara cepat
yakni mengambilnya dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Untuk mencapai
pemahaman dan kecepatan dalam membaca diam, maka wajib bagi murid untuk melatih
bebasnya jangkauan mata. Jangkauan mata adalah banyaknya kalimat yang tertulis
yang mata bisa menangkapnya dengan satu pandangan pada satu halaman yang
tertulis bersamaan masuknya pemahaman yang meresap kedalam hati, jelasnya
ketika jangkauan mata bertambah maka bertambah pula kecepatan membaca diam.
ومن وسائل تحقيق اتساع في المدى البصرى أن يجعل المعلمُ
طلابه يقرؤون تحت ضغط الوقت، أي أن يكون الوقت المخصص لقراءة كمية محددة من السطور
وقتًا محسوبًا بعناية بحيث لايكون أطول مما ينبغي ولا أقصر مما ينبغي.
Termasuk cara untuk
memperluas jangkauan mata pandangan adalah guru membiasakan murid membaca dalam
waktu yang dibatasi. Yakni murid membaca beberapa baris yang telah dibatasi
dalam waktu yang dibatasi pula. Dengan catatan, waktu yang disediakan tidak
lebih panjang dari semestinya dan tidak lebih pendek dari semestinya pula.
فالوقت الطويل يعوِّد الطالب على التياطؤ في القراءة،
والوقت القصير يجعل الاستيعابَ ناقصاً.
Waktu yang panjang, akan menjadikan murid lambat
dalam membaca, sedangkan dalam waktu yang pendek akan menjadikan murid kurang
memahami apa yang dibaca.
وعلى كل حال، فإن ضغطَ الوقتِ يحفزُ الطالبُ إلى زيادة
إتساع المدى البصرى، كما يحفزه إلى الإقلال من عدد التراجعات البصرية.
التراجعات
البصرية ويقصد بالتراجع البصرى عَوْدَةُ العينِ إلى كلمات وسطور سابقة بدَلًا من
تَقَدُّمِ العينِ إلى كلمات وسطور لَاحِقَةً. كما أن ضغط الوقت سقلل من التراخي
بين المدى البصري والمدى الذي يليه، ويقصد بالتراخي فَتْرَةَ الخمول بين اللقطة
اليصرية واللقط التي تليها.
Dalam setiap keadaan,
apabila waktu dibatasi, akan mendorong murid-murid untuk menambah luas
jangkauan matanya. Dan dapat mendorong murid-murid untuk meminimalkan banyaknya
tempat kembalinya pandangan (عدد التراجعات البصرية) yang dimaksud adalah mata kembali memandang pada beberapa
kalimat dan baris yang telah dilalui karena belum faham. Dan dengan membatasi
waktu dalam membaca, murid dapat meminimalkan (التراخي)
sesuatu yang berada dalam jangkauan mata dan sesuatu lain yang mengiringinya.
Yang dimaksud dengan التراخي adalah waktu sejenak
untuk memasukkan pemahaman sesuatu antara yang ditemukan oleh mata dan sesuatu
lain yang mengiringinya.
كما أن ضغط الوق يؤدّي إلى الإقلال من التثبيت
البصري، الذي يقصد منه أن تُحَمْلِقُ العينُ مدة طويلة على مدى بصري ما قل أن
تَنْتقل إلى المدى التالي .
Dengan membatasi waktu dalam membaca, murid bisa
meminimalkan memusatnya pandangan mata, maksudnya mata terpusat dalm waktu yang
lama pada satu jangkauan mata, sebelum akhirnya berpindah pada jangkauan mata
lainnya.
وهكذا نرى أن سرعة القراءة الصامتة تتحقق بأربعة عنا صر
على الأقل:
اتساع
المدى البصري (۱)
(۲) الإقلال من التراجع البصري زمنا وعددا
(٣) الإقلال من التراخي البصري زمنا وعددا
(٤) الإقلال من التثبيت البصري زمنا وعددا
Begitu juga pendapat
kita sesungguhnya membaca diam yang benar paling sedikitnya terbagi
menjadi 4 unsur:
·Luasnya pandangan mata
·Menyedikitkan
kembalinya penglihatan baik dari segi waktu dan jumlah kalimat
·Menyedikitkan jedanya
penglihatan baik dari segi waktu dan jumlah kalimat
·Menyedikitkan tetapnya
baik dari segi waktu dan jumlah kalimat
ويلاحظ أن كل عنصر من العناصر الثلاثة الأخيرة ذو وجهين:
وجه يتعلق بالزمن ووجه يتعلق بالعدد. فلو أخذنا التراجع البصري نجد أن العين قد
تتراجع لمدة ثانية واحدة او أكثر بعد لقطة ما،وهذا يمثل الجانب الزمني. وقد نجد أن
هذا التراجع يحدث مرة في كل سطر أو مرتين أو مرة في كل سطرين، وهذا يمثل الجانب
العددي. وينطبق الشيء ذاته على التراخي البصري والتثبيت البصري.
وعند
تطبيق القراءة الصامتة في غرفة الصف، لابد من مراعاة مايلي:
(۱) منع الطلاب من الهمس أثناء القراءة.
(۲) منع الطلاب من تحريك الشفاه أثناءَ القراءة
(٣) تحديد وقت مناسب يعينه المعلم سلفا لكل واجب قرائي
(٤) إتباع القراءة الصامتة بأسئلة لقياس استيعاب الطلاب
(٥) تعويد الطلاب على سرعة القراءة عن طريق إحساس الطالب بضغط الوقت
Sesungguhnya setiap
unsur dari 3 unsur yang terakhir mempunyai dua sisi (ذو وجهين). Satu sisi berhubungan
dengan zaman atau waktu dan sisi lainnya berhubungan dengan jumlah adat. Jika
kita membahas mengenai berulang-ulangnya mata dalam memandang kita akan
menemukan bahwa mata terkadang mengulangi pandangannya sebanyak dua kali untuk
satu baris atau lebih dalam menemukan sesuatu. dan ini perumpamaan dari sisi
waktu dan terkadang kita menemukan bahwa mata mengulangi pandangannya satu kali
dalam tiap-tiap baris atau dua kali dari tiap-tiap dua baris, dan ini
perumpamaan dari sisi jumlah. Dan
sesuatu yag tertutup dzatnya pada jedanya dan tetapnya penglihatan.
Menurut penerapan القراءة الصامتة dalam ruang kelas, harus
menjaga dri hal-hal berikut:
·Mencegah murid-murid
dari berdesis di tengah-tengah membaca
·Mencegah murid-murid
dari bergerak bibirnya di tengah-tengah membaca
·Keterbatasan waktu
yang sesuai yang ditentukan seorang guru pada masa sebelumnya untuk setiap
tugas membaca
·Keikut sertaan القراءة الصامتة dengan pertanyaan-pertanyaan
untuk menganalogkan (mengukur) evaluasi murid-murid
·Membiasakan
murid-murid untuk membaca cepat dari jalan kepekaan murid dalam waktu yang
sempit.